LOMBOK TENGAH, ANYARNEWS.COM – Aliansi Masyarakat Penjaga Perbatasan ( AMPERA ) angkat bicara terkait wilayah nambung yang hingga saat ini masih berpolemik terkait tapal batas . Walaupun pernah ada ketetapan dari Kemendagri pada tahun 2017 lalu, namun hal ini masih sangat-sangat perlu untuk di musyawarahkan kembali.
Kordinator Ampera Saidin Alfajari mengatakan bahwa persoalan ini mesti di lakukan dengan cara duduk bersama, pemerintah harusnya menengahi bukan memperkeruh persoalan karna ini berdampak pada masyarakat setempat.
“Ada hal lain yang lebih penting dari sekedar administrasi yaitu soal kultur dan budaya masyarakat yang ada di tempat itu sendiri. Coba Bupati Lobar ajak bicara warga disana, jangan sampai mereka seperti kehilangan komunitasnya hanya karena soal tapal batas, yang diajak bicara itu manusia bukan tembok pembatas!,” sindirnya.
Sampai hari ini, masyarakat disana tetap menganggap dirinya warga Lombok Tengah, ini soal nenek moyang mereka. Hal-hal seperti ini bagaimana menjelaskannya?
“Lagi pula persoalan ini, hanya soal administrasi dan tapal batas. Ini sesama pemerintah bukan melawan penjajah, apa susahnya bersabar sedikit menunggu komunikasi atau musyawarah yang sedang dibangun agar ada win-win solution sehingga tidak ada pihak yang dirugikan, lebih-lebih masyarakat,” pungkasnya.
Discussion about this post