JAKARTA, ANYARNEWS.COM – Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan, demokrasi Indonesia menurun akibat polarisasi politik yang terjadi sejak Pilpres 2014. Polarisasi membelah warga, sehingga lawan politik itu dianggap sebagai musuh, bukan sebagai teman diskusi.
“Sehingga, Covid-19 bukan menjadi faktor utama demokrasi Indonesia menurun dalam hal presentase kebebasan mengeluarkan pendapat,” ungkap Burhanuddin kepada wartawan di Jakarta, Senin (26/10/2020).
Kendati demikian, Burhanuddin melihat kalau mayoritas masyarakat sekitar 62 persen masih mendukung sistem demokrasi, meskipun terjadi kesewenang-wenangan yang dilakukan aparat.
“Dari sisi normatif, dukungan publik terhadap demokrasi masih tinggi, tapi mereka mempunyai catatan Kritis atas pelaksanaan demokrasi pada tingkat kebebasan sipil ini yang harus di antisipasi oleh pemerintah, oleh aparat negara,” jelasnya.
Sebab dagaimanapun, menurut Burhanuddin, demokrasi ini adalah legacy dari reformasi yang sudah diperjuangkan dengan keringat dan darah.
“Jadi jangan sampai perasaan negatif itu makin membesar dan menimbulkan antipati dari demokrasi itu sendiri,” pungkasnya. (Aldo)
Discussion about this post