ANYARNEWS.COM – World Health Organization (WHO) tengah disoroti oleh negara-negara dunia terkait pandemi Covid-19. WHO tidak mampu bertindak banyak dalam kasus penanganan virus corona. WHO seakan terjebak dalam arus kekuatan besar dunia, yakni Amerika Serikat (AS) dan China.
WHO seharusnya mewakili kepentingan semua negara anggotanya secara setara, namun kini menemukan dirinya di tengah pertempuran politik antara AS dan China.
Situasi itu memuncak bulan lalu ketika AS sebagai donor tunggal terbesar WHO, menyetop pendanaan ke agensi PBB itu, setelah Presiden Trump menuduh WHO salah mengelola dan menutup-nutupi penyebaran virus di China.
Di sisi lain, secara wewenang WHO meamang tidak berhak untuk mewajibkan atau memaksa suatu negara untuk berbagi informasi, karena WHO hanya sebatas lembaga penasehat.
General Assembly (Majelis Umum) PBB, kemungkinan akan mendengar permintaan untuk menambah wewenang WHO, yang akan memungkinkan pengawas untuk pergi ke negara-negara pada awal wabah, dan melakukan penyelidikan independen.
Pakar Asia asal AS Kurt M Campbell dan Rush Doshi menulis dalam artikel mereka yang dimuat Foreign Affairs mengatakan:
“Status Amerika Serikat sebagai pemimpin global selama tujuh dekade terakhir telah dibangun tidak hanya pada kekayaan dan kekuasaan tetapi juga, dan sama pentingnya, pada legitimasi yang mengalir dari pemerintahan domestik Amerika Serikat, penyediaan barang publik global, dan kemampuan dan kemauan untuk mengumpulkan dan mengoordinasikan respons global terhadap krisis,” tulisnya.
“Pandemi virus corona sedang menguji ketiga elemen itu dalam kepemimpinan Amerika. Sejauh ini, Washington telah gagal dalam ujian. Ketika Washington gagal, Beijing bergerak cepat dan mahir memanfaatkan situasi, mengisi kekosongan untuk tampil sebagai pemimpin global dalam respons pandemi,” tegas asisten menteri luar negeri untuk urusan Asia Timur dan Pasifik selama pemerintahan Barrack Obama itu.
Situasi persaiangan kedua negara tentu akan menyeret WHO, yang akan bimbang berada di posisi mana. Ditambah dengan situasi negara-negara dunia berusaha menyembunyikan data virus corona mereka.
Guru besar ilmu kesehatan masyarakat global di Universitas Edinburgh, Devi Sridhar memberikan pendapatnya bahwa tak satu pun negara ingin terjangkit Covid-19 dan mereka kemungkinan akan merahasiakan data.
“Tantangan besar dengan wabah adalah tidak ada negara yang ingin memilikinya. Setiap negara ingin menyangkal wabah ada di sana, dan setiap negara ingin mengecilkan angka kematian,” ucapnya dikutip dari BBC.
Negara-negara saat ini diminta untuk memberi tahu WHO tentang penyakit yang muncul di negara mereka sebagai bagian dari Peraturan Kesehatan Internasional. Wewenang yang diusulkan ini akan memungkinkan mereka melangkah lebih jauh.
“Jika WHO dapat mengirim misi internasional yang tugasnya bukan menyalahkan atau menunjuk, tapi benar-benar mengidentifikasi asal mula wabah, dan memberikan saran terbaik kepada negara-negara lain, itu bisa menjadi satu cara positif untuk mencegah wabah,” ujar Devi Sridhar.
Para pemimpin kesehatan global akan meminta telaah independen pada respons internasional terhadap pandemi Covid-19 pada pertemuan pekan ini.
Discussion about this post