JAKARTA, ANYARNEWS.COM – Pandemi global virus corona atau Covid-19, berdampak terjadinya konstraksi ekonomi secara nasional. Semua sektor yang melibatkan interaksi fisik, seperti pariwisata/rekreasi, perhotelan, manufaktur, perdagangan ritel, transportasi, dan lain-lain mengalami shock, baik aktivitas produksi dan konsumsi yang berakibat supply and demand terganggu dan terjadinya PHK secara massif.
Demikian dikemukakan Ketua Umum Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII), Nasrullah Ralada melalui keterangan persnya yang diterima redaksi Anyarnews.com, Jumat (8/5/2020).
Melanjutkan pernyataannya, Nasrullah yang didampingi Sekjen KB PII, Asep Effendi menuturkan, Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) mengungkapkan sekitar 2,08 juta pekerja di-PHK, bahkan KADIN memperkirakan PHK bisa tembus sampai 15 juta pekerja. Situasi krisis ini masih berada pada ketidakpastian kapan akan berakhir.
“Namun situasi Pandemi gobal Covid-19 membawa perubahan terjadinya trend baru ekonomi. Sektor kesehatan, ekologi, pendidikan dan pangan yang berbasis tehnologi 4.0 telah mendapatkan peluang pasar yang besar. Selain itu, pelaku bisnis online dan e-commerce juga mendapat peluang besar bertahan pada situasi work from home,” sebut dia.
Karenanya, menurut Nasrullah, situasi pandemi Covid-19 penting menjadi refleksi bersama dalam mengelola ekonomi nasional ke depan. Belajar dari situasi pendemi Covid-19 bahwa realitas ekonomi nasional masih ditopang oleh kekuatan hutang dan produk-produk berbasis impor.
“Saat semua negara mengamankan produksi nasional, tentu akan menjadi ancaman bila supply atas kebutuhan nasional tidak lancar akibat semua negara mengamankan produksi nasionalnya,” ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Nasrullah, perlu adanya perubahaan strategi ekonomi dan melakukan upaya pemulihan yang berkelanjutan. Pandemi Covid-19 harus menjadi momentum menuju kemandirian ekonomi dengan menyusun stratetgi pemulihan untuk memenangkan pertarungan ekonomi pasca terjadinya pandemi Covid-19.
“Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesi (KB PII) sebagai dinamisator ummat penting ikut menjaga ekonomi nasional berkembang progresif yang berpihak pada ummat dan mendorong pemulihan ekonomi yang tangguh ke jalur yang berkelanjutan. Oleh karena itu, KB PII menyelenggarkan Webinar Ekonomi dengan topik “Momentum Menuju Kemandiriaan Ekonomi, sebagai Tinjauan atas Dampak Ekonomi dari Pandemi Covid-19 dan Strategi Pemulihan Ekonomi Berkelanjutan”,” sebut dia.
Webinar ini, sambung Sekjen KB PII Asep Effendi, dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis dampak ekonomi dan menggagas strategi pemulihan berkelanjutan; dan menemukan langkah-langkah strategis dan rekomendatif untuk kemandirian ekonomi.
Webinar Nasional diselenggarakan pada Sabtu, 9 Mei 2020 pada Jam 10.00 – 12.00 WIB dengan menggunakan Platform Zoom Meeting yang disiarkan langsung melalui Facebook dan Youtube.
Webinar Ekonomi ini menghadirkan Dahlan Iskan (Menteri BUMN Periode 2011 – 2014) sebagai Keynote Speech yang menyampaikan bagaimana situasi pandami Covid-19 sebagai Momentum Menuju Kemandiriaan Ekonomi. Selain.itu, Webinar Ekonomi ini akan menghadirkan tiga narasumber utama, yaitu Prof. Dr. Didik Rachbini (Ekonom Senior), yang akan membahas trend perubahan ekonomi dampak pandemi Covid-19 dan Strategi Pemulihan Berkelanjutan.
Sosiolog UGM, M. Najib Azca, Ph.D., yang akan membahas Sosial Kapital Ekonomi dalam humanisasi dan harmonisasi sosial. Selain itu Anggota Fraksi Partai Golkar (F-PG) DPR RI, Mukhamad Misbakhun, S.E., M.H, yang akan membahas Kebijakan Pemulihan Ekonomi dan Gap Menuju Arah Kemandirian.
“Dalam Webinar Ekonomi ini, Bapak Nasrullah Larada, selaku Ketua Umum KB PII mendorong jejaring KB PII di seluruh Indonesia untuk dapat menggerakan ekonomi nasional agar ummat tetap dapat memenuhi kebutuhan hidupnya meskipun sedang dalam situasi pandemi Covid-19,” jelas Asep.
Selain itu juga mengusulkan kepada pemerintah agar menyusun blueprint (Cetak Biru) pemulihan Ekonomi berkelanjutan agar respon atas krisis ekonomi dampak Covid-19 ini tersetruktur, holistik dan berkesinambungan, demikian Asep Effendi. (Aldo)
Discussion about this post